Sabtu, 01 Februari 2014

Profil: Fahira Fahmi Idris

Fahira Idris adalah sosok perempuan yang sangat populer, sosok yang tahun lalu dinobatkan sebagai Most Inspiring Twitter 2010 lalu karena keberaniannya mendatangi langsung markas Front Pembela Islam (FPI) dan bertemu dengan Ketua Umumnya Habieb Riziq Shihab untuk menyampaikan aspirasi cinta damai dari masyarakat. Dia juga pernah dinobatkan sebagai The Most Favorite Inspiring Woman tahun 2005 versi sebuah media ini.

Aktivitasnya sebagai pengusaha di awali saat dirinya berusia 20 tahun. Fahira Idris bersama 10 temannya semasa kuliah di Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, memulai usaha pembuatan parsel dari garasi milik nenek. Usaha jasa yang melayani pengiriman parsel selama 24 jam tersebut tak berjalan lama, dikarenakan kawan – kawannya banyak yang dapat pekerjaan setelah lulus kuliah. Tapi hal tersebut tidak menurunkan tekadnya untuk meneruskan usaha itu. Perusahaan parsel bernama Bella Parcel tersebut lantas diubahnya menjadi Nabila Parcel, setelah kepemilikannya diambil alih Fahira secara penuh di bawah naungan PT. Nabila Parsel Bunga Internasional.

Aktivitas Fahira Idris saat ini super padat. Bisnis parcelnya merupakan bisnis utama yang menjadi pionir di bidangnya. Kini Fahira Idris menjabat sebagai ketua Asosiasi Pengusaha Parcel dan membina sekitar 700 pengusaha parcel di seluruh Indonesia. Aktivitas lainnya sebagai pengusaha adalah menjadi ketua DPP Saudagar Muda Minangkabau. “Sekarang keanggotaannya sudah mencapai 5500 orang tersebar tak hanya di Indonesia saja, tapi di luar negeri juga,” tutur wanita yang lahir pada 20 Maret 1968 ini.

Selain sibuk dengan bisnis parselnya yang kian berkembang, Fahira juga mulai aktif di beberapa organisasi sekaligus. Salah satunya adalah di Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin). Di organisasi yang kepengurusan dan anggotanya lebih banyak diisi kaum adam tersebut, Fahira menjabat sebagai Ketua Komisi Pembinaan dan Perencanaan Bidang Target dan Bidang Berburu. “Di kepengurusan, saya satu-satunya wanita,” ujar Fahira. Keikutsertaan Fahira di Perbakin memang bermula dari kesukaannya menembak sedari kecil. Melalui hobi menembak itu pula, Fahira mendirikan Aries Shooting Club, sebuah klub menembak yang memiliki 1800 anggota.

Baru-baru ini, beliau juga menjadi inisiator sebuah gerakan sosial yang dimulai dari media sosial Twitter. Gerakan ini diberikan nama GEMA DAMAI, Gerakan Masyarakat CInta Damai. Gema Damai menurutnya berawal dari keprihatinan akan banyaknya konflik dan suasana permusuhan di negeri ini, Fahira pun tergerak hati untuk melakukan sesuatu yang membuat bangsa ini menjadi lebih damai. Nama Gema Damai pun diperoleh dari berbagai usulan yang masuk, terutama dari Twitter.

Saat ini Gema Damai sudah tersebar di seluruh Indonesia. Program kegiatannya adalah melahirkan juru-juru damai untuk mengatasi konflik yang terjadi. Untuk mewujudkan ide tersebut Fahira bersama Gema Damai mengadakan program pelatihan rutin, pelatihan juru damai level 1-3 yang bekerjasama dengan lembaga-lembaga, sekolah-sekolah dan Karang Taruna Seluruh Indonesia. Setiap karang Taruna mengirimkan dua orang wakilnya untuk dilatih menjadi juru damai. Adapun kurikulumnya diambil dari motivator-motivator berpengalaman dan pengalaman-pengalaman teknis yang pernah dilakukan dalam menangani konflik. Hal ini dilakukan untuk melakukan reedukasi terhadap masyarakat pentingnya menjadi pendorong kedamaian di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing. Reedukasi ini penting, karena selama ini masyarakat mengalami doktrinasi nilai kekerasan yang semakin parah, baik melalui media massa, khusunya televisi dan kebiasaan di lingkungannya.

Apalagi menurutnya, sistem pendidikan Indonesia tidak terintegrasi. Logikanya pelajaran-pelajaran tentang moral, kebangsaan dan kebhinekaan yang diajarkan sejak dulu seharusnya sudah menghasilkan manusia Indonesia yang bermoral dan bermartabat. “Sistem pendidikan Indonesia itu seperti lego, jika setiap nilai diajarkan sendiri-sendiri dan tidak terintegrasi, maka akan terpecah-pecah dan tidak akan membentuk sebuah bangun yang etis dan estetis. Namun jika disusun satu demi Satu dan diintegrasikan menjadi sebuah bangun geometris secara teratur, maka bisa menjadikan bentuk yang seperti kita inginkan,” tambahnya.

Ke depan Gema Damai bercita-cita mendirikan Peace Institute, yang memberikan pelatihan lebih komprehensif kepada kader-kader mua bangsa yang akan mengambil peran sebgai “juru-juru damai.” Selain itu program jangka panjangnya adalah memasukkan materi juru damai ini ke dalam kurikulum pendidikan formal di Indonesia. Bagaimanapun, institusi sekolah memiliki peran yang paling signifikan untuk membentuk karakter bangsa dan generasi mendatang. Untuk itu, basis kurikulum perlu diperkuat dengan hal-hal yang bersifat praktis dan berisikan nilai-nilai tentang “life skill” edukasi, moral dan standar perilaku. Kurikulum pendidikan seharusnya tidak hanya berisikan hal-hal formal yang bertujuan untuk mengejar “label” semata.

Berkaitan dengan pertanyaan tentang Jakarta, Fahira Idris menjawab bahwa Jakarta merupakan kota yang dicintai, namun saat ini tidak nyaman untuk ditinggali dan tidak memberikan rasa aman bagi penghuninya. Fahira menjelaskan dengan contoh misalnya perjalanan dari Bandung ke Jakarta, sebelum masuk ke Jakarta perjalanan lancar dan cepat, ketika masuk ke dalam kota Jakarta jalanan sangat padat, macet dan lama di jalan.

Untuk membenahi Jakarta, menurut Fahira tidak cukup hanya mengandalkan figur, akan tetapi harus didukung oleh tim yang solid. Fahira juga menilai bahwa Pemerintah DKI Jakarta kurang serius menangani masalah transportasi. Jika dibandingkan dengan kota-kota lain di luar negeri, Jakarta jauh tertinggal. Tugas pemerintah harusnya menyediakan kendaraan publik yang aman dan nyaman, shingga pengguna kendaraan pribadi saat ini mau berlaih ke kendaraan umum. Di sisi lain perusahaan swasta yang menyediakan jasa angkutan umum juga dituntut harus memberikan pelayanan yang baik bagi penggunanya.

Ketika ditanya tentang kemungkinan dirinya memasuki dunia politik praktis dan memasuki dunia partai politik, Fahira mengatakan bahwa dirinya memang mempunyai keinginan untuk masuk ke ranah itu, namun dia tidak akan menggunakan atau memanfaatkan kegiatan-kegiatan sosial dan komunitas-komunitas yang digelutinya sebagai kendaraan politik. “Jangan alergi terhadap politik karena hampir semua keputusan yang mengatur hajat hidup orang banyak di negeri ini dihasilkan melalui keputuan politik,” katanya.

Berikut aktivitas Fahira Fahmi Idris di beberapa organisasi:
  • Ketua Asosiasi Pengusaha Parcel Indonesia (APPI)
  • Ketua Harian Perbakin DKI Jakarta
  • Ketua Umum DPP Saudagar Muda Minang
  • Pendiri & Ketua Umum GEMA DAMAI
  • Ketua Bidang Pembinaan & Pendidikan DPP IKAPPI (Ikatan Pedagang Pasar Indonesia)
  • Ketua Yayasan Selamatkan Anak Bangsa
  • Koordinator Posko Bantu Banjir Jakarta
  • Ketua Gerakan Anti Miras untuk anak/remaja dibawah usia 21 tahun

0 komentar:

Posting Komentar