PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE
DAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK PERIODE 2007 - 2010)
Penulis:
Reny Dyah Retno M.
Denies Priantinah M.Si., Ak.
Latar
Belakang
Peningkatan nilai
perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya dicapai
perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya karena penilaian
investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan harga saham
perusahaan yang ditransaksikan di bursa untuk perusahaan yang sudah go public.
Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik kepentingan
antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering disebut agency
problem. Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajer perusahaan mempunyai tujuan
dan kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan utama perusahaan dan
sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Perbedaan kepentingan antara
manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya konflik yang biasa
disebut agency conflict, hal tersebut terjadi karena manajer mengutamakan
kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi
dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi
perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh
terhadap harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan (Jensen dan Meckling,
1976 dalam Wien Ika Permanasari, 2010: 1).
Menurut BPKP, latar
belakang kebutuhan atas GCG, dari latar
belakang praktis, dilihat dari pengalaman Amerika Serikat yang harus melakukan
restrukturisasi corporate governance akibat market crash pada tahun 1929. Dari
latar belakang akademis, kebutuhan GCG
timbul berkaitan dengan principal-agency theory. Implementasi dari GCG
diharapkan bermanfaat untuk menambah dan memaksimalkan nilai perusahaan.
GCG diharapkan mampu
mengusahakan keseimbangan antara berbagai kepentingan yang dapat memberikan
keuntungan bagi perusahaan secara menyeluruh. CSR merupakan bentuk tanggung
jawab perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan social dan kerusakan lingkungan
yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan. Semakin banyak bentuk
pertanggungjawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya, image perusahaan
menjadi meningkat. Investor lebih berminat pada perusahaan yang memiliki citra
yang baik di masyarakat karena semakin baiknya citra perusahaan, loyalitas konsumen
semakin tinggi sehingga dalam waktu lama penjualan perusahaan akan membaik dan
profitabilitas perusahaan juga meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka
nilai saham perusahaan akan meningkat.
Tujuan dilakukan
penelitian ini adalah
- Untuk mendapatkan bukti empiris apakah GCG mempengaruhi Nilai Perusahaan dengan variable kontrol Ukuran Perusahaan dan Leverage pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2010
- Untuk mendapatkan bukti empiris apakah Pengungkapan CSR mempengaruhi Nilai Perusahaan dengan variable kontrol Ukuran Perusahaan, Jenis Industri, Profitabilitas dan Leverage pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2010
- Untuk mendapatkan bukti empiris apakah GCG dan Pengungkapan CSR mempengaruhi Nilai Perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2007-2010
Variable
dan Ukurannya
a. Variabel Dependen
Menurut
White et al. (2002) dalam Etty Murwaningsari (2009). Tobins’Q dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
Q
= Nilai Perusahaan
EMV
= Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value), yang diperoleh dari hasil
perkalian harga saham penutupan (closing price) akhir tahun dengan
jumlah saham yang beredar pada akhir tahun
EBV
= Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value), yang diperoleh dari
selisih total aset perusahaan dengan total kewajiban
D =
Nilai buku dari total utang
b.
Variabel Independen
1)
Variabel independen yang pertama dalam penelitian ini adalah Good Corporate
Governance.
Variabel
ini diukur dengan menggunakan instrumen yang telah dikembangkan oleh Indonesian
Institute of Corporate Governance (IICG) berupa Corporate Governance
Perception Index (CGPI) yang diterbitkan di majalah SWA.
Penilaian
CGPI meliputi empat tahap dengan bobot nilai:
a)Self-assessment
(15%)
b)
Pada tahap ini perusahaan diminta mengisi kuesioner self-assessment seputar
penerapan konsep CG di perusahaannya.
c)
Pengumpulan Dokumen Perusahaan (25%)
d)
Penyusunan Makalah dan Presentasi (12%)
e)
Observasi ke perusahaan (48%)
Nilai
CGPI dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari setiap tahapan diatas.
Rating level pada CGPI yaitu:
a)
Sangat Terpercaya (85,00-100)
b)
Terpercaya (70,00-84,99)
c)
Cukup Terpercaya (55,00-69,99)
Dalam
penelitian ini, setiap perusahaan akan diberikan skor sesuai dengan rating yang
diperoleh dari CGPI, yaitu:
a)
Sangat Terpercaya (85,00-100) dengan skor 3
b)
Terpercaya (70,00-84,99) dengan skor 2
c)
Cukup Terpercaya (55,00-69,99) dengan skor 1
2)
Variabel independen yang pertama dalam penelitian ini adalah Good Corporate
Governance
Variabel
independen dalam penelitian ini adalah tingkat pengungkapan CSR pada Laporan Tahunan
perusahaan yang dinyatakan dalam Corporate Social Responsibility Index
(CSRI) yang akan dinilai dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang
dilakukan perusahaan dengan jumlah pengungkapan yang disyaratkan GRI meliputi
79 item pengungkapan yang meliputi tema: economic,environment, labour
practices, human rights, society, dan product responsibility. Perhitungan
Index Luas Pengungkapan CSR (CSRI) dirumuskan sebagai berikut:
Pengukuran
indeks pengungkapan CSR dilakukan metode analisis isi (content analysis)
yaitu suatu metode pengkodifikasian teks dengan ciri-ciri yang sama ditulis
dalam berbagai kelompok atau kategori berdasar pada kinerja yang ditentukan
(Weber, 1988 dalam Sembiring, 2005).
c.
Variabel Kontrol
Variabel
kontrol adalah variabel yang dikendalikan sehingga pengaruh variabel bebas
terhadap variable
terikat tidak dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti. Fungsi dari variable
control adalah untuk mencegah adanya hasil perhitungan bias. Variabel kontrol
adalah variabel untuk melengkapi
atau mengontrol hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk mendapatkan model
empiris yang lengkap dan lebih baik. Variabel control dalam penelitian ini adalah:
1)
Ukuran Perusahaan (Size)
Ukuran perusahaan dirumuskan sebagai berikut
(Waryanto, 2010):
SIZE = log (nilai buku total aset)
2)
Jenis Industri
Klasifikasi
industri yang dipakai dalam penelitian menggunakan klasifikasi yang dikeluarkan
oleh Bursa Efek Indonesia yang termuat dalam Fact Book yang terbagi
dalam 9 sektor industri menurut
Bursa Efek Indonesia adalah:
1) Agriculture
2)Mining
3)Basic
Industry and Chemicals
4)Miscellaneous
Industry
5)
Consumer Goods Industry
6)
Property, Real Estate and Building Construction
7)
Infrastructure, utilities & transportation
8)Finance
9)Trade,
Services & Investment
Klasifikasi yang terbagi
dalam 9 kelompok jenis industri, kemudian akan diklasifikasikan lagi sesuai dengan
data dalam penelitian, sehingga diperoleh klasifikasi sebagai berikut:
1)
Mining
2)
Consumer Goods Industry
3)
Property, Real Estate and Building
Construction
4) Infrastructure,
utilities & transportation
5) Finance
6) Trade,
Services & Investment
7) Miscellaneous
Industry
3)
Profitabilitas
Menurut
Indah Sulistiyowati, dkk. (2010).
Untuk
mengukur profitabilitas digunakan berupa rumus sebagai berikut:
4)
Leverage
Mengacu
pada penelitian Indah Sulistyowati, dkk (2010) debt to equity ratio (DER)
diukur dengan rumus:
Hasil
Penelitian dan Pembahasan
Tabel1. Statistik Deskriptif
Berdasarkan hasil
tabel statistik di atas pada variabel Nilai Perusahaan memiliki nilai terendah sebesar 0,51 dan
nilai tertinggi sebesar 7,32, nilai rata-rata sebesar 1,78. Pada variabel GCG
memiliki nilai terendah 1 nilai tertinggi sebesar 3 dan nilai rata-rata
sebesar 2. Berdasarkan hasil tabel statistik deskriptif Pengungkapan CSR mencapai
rata-rata 0,3248. Adapun nilai terendah dari Pengungkapan CSR adalah 0,06
dengan nilai tertinggi adalah 1,00.
Hasil tabel statistik
deskriptif Ukuran Perusahaan mencapai rata-rata 46724086811439 dengan nilai
terendah 102347280357 dan nilai tertinggi
358438678000000. Variabel Jenis Industri mencapai rata-rata 3,65 dengan
nilai terendah 1 dan nilai tertinggi 7. Pada variabel profitabilitas mencapai rata-rata
0,08128 dengan nilai minimum 0,001 dan nilai maximumadalah 0,426.
Pada variable Leverage mencapai rata-rata 3,27051 dengan nilai minimum
0,0004 dan nilai maximum 11,141.
1.
Uji Normalitas
Tabel 2. Hasil Uji
Normalitas
Berdasarkan hasil uji
statistik KolmogorovSmirnov, diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov 1,309
dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,65. Signifikansi 0,65 lebih
besar daripada tingkat signifikansi yang ditetapkan (a = 0,05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.
2.
Uji Multikolinearitas
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas
Dari tabel di atas
terlihat bahwa semua nilai VIF dari hasil regresi parsial di bawah 10. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonearitas pada keenam variabel
penelitian tersebut.
3.
Uji Autokorelasi
Adapun hasil
perhitungan Durbin Watson sebesar 1,878. Nilai ini berada pada
daerah 1,850 < 1,878 < 2
sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut telah berada pada daerah tidak mempunyai
autokorelasi.
4.
Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini
digunakan metode Glejser untuk
mengetahui heterokesdatisitas.
Tabel 4. Hasil Uji
Heteroskedastisitas
Dari hasil
perhitungan tersebut ternyata dalam model regresi tersebut semua menunjukkan t-hitung
t-tabel atau signifikansi 0,05, sehingga
dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
5.
Pengujian Regresi Berganda
Tabel 5. Hasil
Analisis Regresi Berganda
Tabel 16. Hasil
Analisis Korelasi, Hasil Uji Korelasi
Pearson
Berdasarkan hasil
perhitungan regresi secara keseluruhan, diperoleh hasil persamaan regresi
sebagai berikut :
Nilai
Perusahaan = 0,895 + 0,536 GCG + 0,007 CSRI - 0,030 Ukuran Perusahaan (size)
- 0,074 Jenis Industri + 2,810 Profitabilitas
- 0,028 Leverage
Pendapat
Berdasarkan hasil
penelitian serta hal-hal yang terkait dengan keterbatasan penelitian, maka terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Bagi investor dan
calon investor perusahaan yang terdaftar di BEI agar lebih seksama dan juga memperhatikan
aspek GCG dan Pengungkapan CSR
perusahaan sebagai pertimbangan dalam melakukan investasi.
b. Bagi peneliti
selanjutnya :
- Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan laporan sustainability reporting yang telah dikroscek oleh Global Reporting Initiative, ini untuk menghindari penilaian secara subjektif.
- Untuk memperoleh hasil penelitian yang lebih baik, penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian.
0 komentar:
Posting Komentar